Peluncuran Firefox 3.5 yang di download lebih dari jutaan pengguna internet di dunia menggeser dominasi Google Chrome yang disebut-sebut sebagai browser pilihan para netters Dalam berbagai benchmark, Google Chrome mungkin menang dari sisi kecepatan. Namun pilihan pengguna terhadap Firefox tidak hanya soal kecepatan. Walaupun Firefox 3.5 adalah yang tercepat di antara rilis-rilis Firefox sebelumnya, beberapa alasan lain dinilai cukup berpengaruh dalam menjadikan Firefox sebagai “Browser of the World”, setidaknya untuk saat ini.
Sebagaimana kita ketahui bersama, kecepatan bukanlah segala-galanya dalam dunia browser. Anda pernah mengalami frustasi, menggunakan browser yang meng-klaim dirinya tercepat, namun minim dukungan seperti javascript, JSON, dan lain sebagainya? Firefox bukan tidak peduli pada kecepatan; ia hanya menyeimbangkan antara kecepatan dengan fitur yang dimilikinya. Browser sekelas yang memiliki fitur yang sama sepertinya tidak akan menyamai kecepatan Firefox saat ini.
Satu keunggulan menonjol yang miliki Firefox dan tidak dimiliki browser lainnya, termasuk Google Chrome, adalah cross-platform. Anda dapat menemukannya di hampir setiap mesin komputer, mulai dari Windows, Linux, dan Mac. Anda tidak akan menemukan perbedaan signifikan ketika menjalankan Firefox di ketiga sistem operasi tersebut. Semuanya sama. Identik. Anda tak perlu penyesuaian karena tak peduli sistem operasi yang Anda gunakan, Firefox Anda tetaplah seperti itu.
Kecepatan biasanya berbanding lurus dengan penggunaan memori. Google Chrome memang tercepat diantara browser lainnya termasuk Firefox, namun kecepatan itu harus dibayar dengan manajemen memori bisa dibilang buruk, sulit menyamai manajemen memori dari Firefox. Firefox terbukti lebih stabil dalam hal optimalisasi memori baik pada saat penggunaan rendah atau penggunaan tinggi .
Terakhir, yang membuat Firefox menang telak terhadap pesaing-pesaingnya, termasuk Google Chrome, adalah ribuan addons yang bisa ditambahkan ke dalam Firefox itu sendiri. Saya sendiri memiliki setidaknya 20 addons terinstall pada Firefox saya dan semuanya tidak bisa digantikan oleh kecanggihan internet Explorer, atau Opera. Belum tergantikan hingga saat ini.
Sebagaimana kita ketahui bersama, kecepatan bukanlah segala-galanya dalam dunia browser. Anda pernah mengalami frustasi, menggunakan browser yang meng-klaim dirinya tercepat, namun minim dukungan seperti javascript, JSON, dan lain sebagainya? Firefox bukan tidak peduli pada kecepatan; ia hanya menyeimbangkan antara kecepatan dengan fitur yang dimilikinya. Browser sekelas yang memiliki fitur yang sama sepertinya tidak akan menyamai kecepatan Firefox saat ini.
Satu keunggulan menonjol yang miliki Firefox dan tidak dimiliki browser lainnya, termasuk Google Chrome, adalah cross-platform. Anda dapat menemukannya di hampir setiap mesin komputer, mulai dari Windows, Linux, dan Mac. Anda tidak akan menemukan perbedaan signifikan ketika menjalankan Firefox di ketiga sistem operasi tersebut. Semuanya sama. Identik. Anda tak perlu penyesuaian karena tak peduli sistem operasi yang Anda gunakan, Firefox Anda tetaplah seperti itu.
Kecepatan biasanya berbanding lurus dengan penggunaan memori. Google Chrome memang tercepat diantara browser lainnya termasuk Firefox, namun kecepatan itu harus dibayar dengan manajemen memori bisa dibilang buruk, sulit menyamai manajemen memori dari Firefox. Firefox terbukti lebih stabil dalam hal optimalisasi memori baik pada saat penggunaan rendah atau penggunaan tinggi .
Terakhir, yang membuat Firefox menang telak terhadap pesaing-pesaingnya, termasuk Google Chrome, adalah ribuan addons yang bisa ditambahkan ke dalam Firefox itu sendiri. Saya sendiri memiliki setidaknya 20 addons terinstall pada Firefox saya dan semuanya tidak bisa digantikan oleh kecanggihan internet Explorer, atau Opera. Belum tergantikan hingga saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar